Sunday

Riba


Allah SWT berfirman tentang Riba:

 

padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba ( TQS Al-Baqarah 2:275 )

Ayat diatas telah menjelaskan secara terang dan tegas bahwa Allah SWT telah mengharamkan riba.


Permasalahan.

            Pertanyaanya, seringkali bermain dalam fikiran kita. Jika Allah SWT telah mengharamkan riba, mengapa ummat Islam saat ini masih juga memperbuatanannya? Mengapa ummat Islam masih juga mengamalkanya? Bahkan, hampir tidak ada aktiviti ekonomi sekarang ini yang terhindar dari riba.
Jawapannya : Yang paling mudah barangkali adalah mungkin kerana ummat Islam itu belum faham apa yang dimaksud dengan riba.
Ini adalah jawapan yang husnuzon, mencuba untuk berprasangka baik terhadap ummat Islam. Sekarang yang akan kita ungkap adalah: Apa yang dimaksud dengan riba itu?


Apa Yang Dimaksud Dengan Riba?
Kita dapat membaca dari salah satu dari hadis Nabi SAW :
“Setiap pinjam-meminjam yang menghasilkan manfaat adalah riba”
            Adanya manfaat itu bererti adanya tambahan yang diberikan dalam hutang-piutang tersebut. Sebagaimana makna riba secara bahasa adalah ziyadah atau tambahan.
            Sedangkan secara syar’i, makna riba adalah setiap tambahan atau keuntungan yang diambil terhadap suatu pinjaman sebagai imbalan kerana masa menunggu. Riba jenis ini dalam kitap fiqh biasa disebut dengan istilah riba nasi’ah.


Apakah Bunga Sama Dengan Riba?
            Setelah kita memahami penjelasan riba dari berbagai Hadist diatas, maka yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah:
Apakah yang dimaksud riba itu sama dengan bunga seperti yang diperbuatankan sekarang ini?
Jawapannya: Jika kita benar-benar memahami makna riba sebagaimana penjelasan dari hadist diatas,,,
            Maka kita boleh menyimpulkan, yang dimaksud dengan riba itu adalah sama dengan bunga atau anak yang dikenakan pada transaksi hutang-piutang. Oleh kerana itu, kita yakin bahwa dimana-mana akan kita temukan perbuatan riba ini. Dibandar-bandar, dikampung-kampung, hampir tidak ada yang terhindar dari perbuatan riba. Baik perbuatan itu melalui bank, koperasi, mahupun yang dilakukan antara individu. Hampir tidak ada yang terbebas dari perbuatan riba ini.
Setuju?

Bagaimana Selanjutnya?
          
     Sekarang yang menjadi masalah adalah, jika sudah tahu atau faham terhadap makna riba, apakah kemudian ummat Islam mahu segera meninggalkannya? Termasuk saudara sekalian, apakah akan dengan ikhlas untuk segera meninggalkan perbuatan ini?
       Bagaimana? Bersedia atau tidak?
       Wah.. Nampaknya begitu berat sekali ye, untuk menjawabnya?


Mengapa Umat Islam Tetap Tidak Mahu Meninggalkannya?
            Jika ummat sudah tahu dan sudah faham, tetapi mengapa tetap saja tidak mahu meninggalkannya? Mungkin dibenak umat masih memiliki banyak alasan. Barangkali masih ada yang menganggap bahwa riba ini adalah masalah kecil. Walaupun haram dan berdosa, barangkali dosanya hanya kecil saja. Apalagi riba yang diambil tidak banyak, atau ringan, mungkin dianggap tidak berdosa.
Setuju?

Bagaimana Dengan Bunga Yang Kecil?
            Jika ummat Islam masih memahami bahwa bunga atau riba yang kecil itu tidak haram. Maka, kita harus melihat kembali penjelasan dari Hadist diatas, bahwa tidak ada batasan apapun terhadap riba. Iaitu setiap tambahan yang diambil dari proses hutang-piutang, semuanya dianggap sebagai riba. Untuk menjelaskan hal ini, kita dapat melihat kembali ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Iaitu, bagi mereka yang ingin bertaubat dari mengambil riba, syaratnya adalah dengan cara mengembalikan pokok hutangnya saja.

Hal itu dapat dilihat pada firman Allah SWT

 
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
( TQS Al-Baqarah 2:279 )

            Dari pemahaman ayat di atas, kita mengetahui bahawa tambahan yang diberikan dalam hutang-piutang berapa pun besarnya tetap tidak diperbolehkan. Itulah persyaratan taubat dari mengambil riba yang ditentukan Allah SWT. Bererti besar dan kecil itu tidak ada bezanya, semuanya dianggap riba oleh Allah SWT.


Permasalahanya Bukan Besar Atau Kecil.
            Penjelasan diatas ternyata tetap tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap sikap umat Islam. Mengapa?
            Sebab, masalahnya memang tidak disitu. Permasalahanya bukan pada perbezaan bunga kecil atau bunga besar. Permasalahanya kerana umat Islam telah menganggap permasalahan riba itu permasalahan yang kecil atau remeh. Kalaupun dosa, dosanya dianggap kecil saja. Bukan permasalahan yang besar, yang harus ditakuti oleh umat Islam.



Antara Ancaman-Ancaman Tentang RIBA :




No comments:

Jangan Buka !!!

Daulah Islam

Daulah Islam

Singgah Sana

(Jom Buka) Realiti Umat Islam Zaman Sekarang‬‏