Jika dengan ancaman demi ancaman yang telah disampaikan
diatas tetap tidak membuat seram. Maka ada puncak ancaman
yang sudah tidak ada tandinganya, ancaman yang paling berat. Ancaman yang akan membuat pengsan bagi orang yang
mendengarkannya.
Ancaman tersebut dapat kita lihat di penghujung ayat Al
Baqarah:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174]
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ( TQS
Al-Baqarah 2:275 )
Penjelasan
:
[174]. Riba
itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu
barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang
yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi
dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang
berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[175]. Maksudnya: orang yang mengambil
riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176]. Riba yang sudah diambil
(dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
Ayat diatas
menjelaskan, bahwa bagi mereka yang
sebelumnya tidak tahu, kemudian mahu berhenti dari mengambil
riba, maka apa yang telah dilakukanya dahulu insya’allah Allah akan diampuni..
Bagaimana dengan
yang tidak?
Ada ancaman yang
sangat berat, Iaitu akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya.
Ancaman Masuk Neraka Selama-Lamanya.
Ancaman ini hanya tertuju kepada orang yang sudah tahu, sudah faham. Namun, dia tetap mengulang-ulang mengambil riba. Ancamannya ini sungguh
amat berat.
Tidak ada dosa
yang lebih berat, yang melebihi dosanya orang yang akan dimasukkan ke dalam
neraka selama-lamanya. Dosa yang hanya setara dengan azab yang akan ditimpakan
kepada orang-orang kafir kepada Allah SWT. Kita sungguh tidak akan membayangkan, bagaimana seorang
muslim yang taat beribadah..
1.
Dia rajin sholat..,
2.
Dia rajin ke masjid...,
3.
Dia rajin berpuasa...,
4.
Dia juga gemar bershodaqoh..,
5.
Dia senantiasa membayar zakat...,
6.
Bahkan, dia sudah menunaikan ibadah haji..,
Namun ia harus masuk ke neraka, Dan dia kekal berada didalamnya, Hanya gara-gara mengulang-ulang mengambil riba, Padahal dia sudah tahu bahwa riba itu haram hukumnya..
Naudzubillah min dzalik..
Konklusinya.
Jangan sampai kita
termasuk orang-orang yang masuk neraka selama-lamaya. Hanya kerana
mengulang-ulang mengambil riba. Sekali lagi jangan sampai.. dan jangan sampai...
Oleh kerana itu, satu-satunya jalan untuk terlepas dari ancaman
itu adalah kita harus segera bertaubat kepada Allah SWT, dengan taubatan nasuha. Bertaubat dan berjanji
untuk tidak mengulangi lagi perbuatan itu. Taubat yang sesuai dengan ketentuan Allah dalam urusan
riba, yaitu dengan jalan mengembalikan pokok hutangnya saja.
Sebagaimana yang telah dijelaskan Allah dalam surat Al
Baqarah 279 di atas
Marilah kita renungkan
kembali sabda Nabi SAW:
“Sungguh akan
datang kepada manusia itu suatu masa, tidak tersisa seorangpun dari mereka
kecuali memakan riba. Dan siapa yang tidak memakanya pasti terkena debunya”.
Semoga Allah SWT
senantiasa memberi kita kekuatan untuk senantiasa berada dijalan-Nya. Dan senantiasa
dihindarkan dari cengkeraman riba.
Wallahu’alam.
Referensi : Dwi Condo Triono, Ilmu Retorika untuk Menggunjang Dunia,
Irtikaz 2009
No comments:
Post a Comment