Ada ancaman yang lebih
berat lagi terhadap para pemakan riba, iaitu apabila perbuatan
mengambil riba itu telah dilakukan secara menyeluruh diseluruh negeri.
Rasulullah SAW telah
memberi peringatan dengan sangat keras melalui sabdanya:
“Apabila perbuatan zina dan riba telah merajalela disuatu
negeri, berarti penduduknya telah mengizinkan turunya azab dari
Allah atas diri mereka”.
Apa yang telah diperingatkan oleh Rasul SAW tersebut jika kita kaitkan dengan keadaan ekonomi negeri ini sesungguhnya benar-benar telah
terjadi. Krisis kewangan yang pernah melanda negeri ini dengan dashyat, jika dikaji ia berakhir kepada masalah pengambilan riba ini.
Riba yang terkait
dengan krisis kewangan tersebut adalah riba
dalam jenis riba fadhl.
Apa Riba Fadhl Itu?
Riba fadhl adalah
tambahan atau keuntungan yang diperoleh dari transaksi tukar-menukar atau jual
beli barang-barang tertentu. Sedangkan yang masuk dalam kategori barang-barang
tertentu tersebut adalah mata wang, yang di zaman Rasul SAW menggunakan emas
dan perak.
Rasulullah SAW bersabda:
“Menjual emas dengan perak akan mengandung riba kecuali
bila tunai”
(HR Bukhari dan Muslim)
Lihat saat ini kita boleh menyaksikan bahwa perbuatan
jual beli mata wang asing di bursa kewangan asing benar-benar tidak ada yang tunai dan berada d tempat.
Bererti di negeri ini telah terjadi berbagai transaksi yang
mengandung riba fadhl. Yang lebih mengerikan
adalah, transaksi di bursa itu nilainya sangat besar. Bahkan jauh lebih besar dari transaksi di sektor riil, iaitu sektor perdagangan itu sendiri.
Apa Kesannya?
Kesannya sungguh amat
mengerikan.
Akibat dari
transaksi itu, telah menyebabkan terjadinya kegoncangan nilai tukar ringgit terhadap dollar.
Yang akhirnya
terjadinya krisis kewangan . Yang berlanjut kepada krisis ekonomi, krisis sosial,
krisis politik,... Dan, puncaknya adalah
krisis kemanusiaan. Sebuah azab di dunia yang
teramat pedih, yang telah dirasakan
bersama oleh segenap rakyat.
Jadi, apakah masih belum ngeri lagi?
No comments:
Post a Comment